Namaku Agus

Gampang banget untuk tau dari mana Bapakku mendapatkan sebuah inspirasi untuk memberikan nama Agus untuk dijadi'in sebagai namaku. Aku lahir di bulan Agustus !! Tentu aja agak menjengkelkan kalo aku harus menjawab pertanyaan dari seorang teman seperti ini :
                      ”Kamu lahir Bulan apa Gus?”
Ga’ bo’ong deh, pertanyaan kayak gitu emang beneran ada, mulai dari yang cuma sekedar guyon ampe yang emang udah agak korslet tuh otaknya.
Entah apa yang dipikirkan Bapakku dulu waktu memutuskan ngasih nama Agus untuk anaknya ini, padahal sepertinya nama Agus sudah dari jaman dulu sebelum aku lahir mpe sekarang sudah dicap sebagai nama yang pasaran. Lalu dengan sedikit pertimbangan disana-sini akhirnya Sang Bapak memutuskan untuk memberikan nama tengah “Hadi” yang kebetulan adalah nama  Kakekku dan nama belakang “Wijaya” yang kalo diplesetin sedikit mirip ma nama Nenekku. Total kalo digabungin nih semuanya membentuk nama lengkap jadi “Agus Hadi Wijaya” waduh tetep aja tuh nama juga pasaran. Nama Agus emang udah pasaran banget, tapi nama Agus Hadi Wijaya juga gak kalah pasaran bos.
Yupps, komplit sudah semuanya, menyandang nama yang berawalan “A” saja sudah cukup membuat menderita, menjadi urutan teratas di daftar absen nama kelas seolah sudah menjadi langganan, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dari TK mpe SMA selalu ada aja yang namanya juga “Agus”, parahnya lagi nih dulu juga sempat satu kelas bahkan satu bangku ma temen yang nama belakangnya “Adi Wijaya”. Buseeet dah.
Cukup untuk hal-hal gak enaknya, sebenarnya memiliki nama pasaran Agus juga ada enaknya. Terlepas dari fakta bahwa aku menerima nama pemberian Bapakku ini, ternyata nama pasaran Agus malah justru sering banyak membantu. Sebagai seorang laki-laki yang tidak jenius dan sangat malas ini ternyata entah kenapa aku bukanlah tipe orang yang dapat mengingat dengan baik nama maupun wajah dari orang yang baru aku kenal, butuh waktu lama  hingga akhirnya memory otakku dapat menyimpan nama dan sketsa wajah dari orang yang aku kenal. Jadi bukan suatu hal yang aneh kalo suatu hari setelah berkenalan dengan seseorang namun 3 jam kemudian aku sudah lupa nama orang tersebut, perlu kutegaskan bahwa itu terjadi bukan karena aku sombong atau karena memiliki sangat banyak teman hingga susah mengingatnya satu-persatu (kenyataannya aku justru memiliki teman yang sedikit karena ingatan payah yang kumiliki ini.) Contoh lain misalnya di keramaian ada seseorang yang mendekatiku dan memanggilku padahal aku sendiri sudah benar-benar lupa kalo dulu pernah berkenalan di suatu tempat. Mungkin saja orang yang kukenal itu bukanlah tipe orang yang memiliki memory cukup kuat untuk dapat mengingatku namun nama Agus yang kumiliki yang mungkin dapat membuat mereka gampang mengingatku.
Memiliki daya ingat yang lemah seperti ini tentu saja membuatku untuk  lebih mengantisipasinya dengan lebih baik. Biasanya jika kenalan baru yang kuanggap akan menjadi penting di waktu mendatang maka mengajaknya bertukaran nomor ponsel pasti akan membantu, jadi jika suatu saat aku membutuhkan orang tersebut atau seandainya bertemu di suatu tempat maka cukup men-ceknya saja di daftar kontak ponsel.
Jadi kalo ada yang bilang bahwa namaku “Agus” adalah pasaran maka aku sudah cukup bersyukur karena ternyata nama yang pasaran ini cukup membantuku untuk lebih mudah diingat orang, perlu digaris bawahi disini bahwa cukup diingat oleh orang lain saja sudah banyak memberiku banyak keuntungan, gak perlu dijelasin tapi aku yakin kalian paham apa maksudku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar